Pandangan Orientalis Barat tentang Nabi Muhammad
The
World Idol, itulah mungkin sebuah kata yang pantas untuk
menyebutkan tentang pribadi dan kharisma Nabi Muhammad Shollalahu Alaihi
Wasallam. Beliau adalah seorang tokoh yang berhasil dalam bidang keagaman dan
keduniaan. Beliau benar-benar seorang manusia sempurna yang pernah menginjakkan
kakinya di bumi ini. Hal ini, tidak hanya diakui oleh orang-orang Muslimin saja
tetapi juga diakui oleh orientalis-orientalis barat. Mereka mengungkapkan
secara jujur dalam menilai Nabi Muhammad. Sungguh Nabi Muhammad Shollalahu
Alaihi Wasallam adalah seorang tokoh yang sangat prestisius sepanjang masa,
sehingga berkat perjuangannya Islam mampu memikat hati bangsa-bangsa di dunia.
Berikut ini diantanya pandangan-pandangan
orientalis barat mengenai Nabi Muhammad Shollalahu Alaihi Wasallam:
1.
Michael H. Hart
“My choice of Muhammad to lead the list of
the world’s most influential persons may surprise some reader and may be
questioned by others, but he has only man in history who was supremely
succesful on both the religion and secular levels.”
“Furthermore,
Muhammad (unlike Jesus) was a secular as well as a religious leader. In fact,
as the driving force behind the Arab conquests, be may well rank as the most
influential poltical leader of all time.”
(The 100: A Ranking of the Most Influential
persons in History, New York, 1918, hlm 28, 33, dan 39)
“Jatuhnya
pilihan saya pada Muhammad untuk memimpin di tempat teratas dalam daftar
pribadi-pribadi yang paling berpengaruh di dunia ini, mungkin mengejutkan
beberapa pembaca dan mungkin pula dipertanyakan oleh yang lainnya, namun dia
memang satu-satunya orang dalam sejarah yang telah berhasil secara unggul dan
agung, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang keduniaan.”
“Tambahan
pula, berbeda dengan Yesus, Muhammad itu seorang pemimpin keduniaan dan
sekaligus keagamaan. Nyatanya, sebagai kekuatan yang mendorong
kemenangan-kemenangan orang-orang Arab (Muslim) dan seyogyanya menempati urutan
sebagai pemimpin politik yang paling berhasil sepanjang masa.”
1.
Mahatma K.
Gandhi
“I wanted know the best of the life of one who
holds today undisputed away over the hearts of million of mankind .... I become more then ever convinced that is
was not the sword that won a place for Islam in those days in the scheme of
life. It was the rigid simplicity,
the utter self effacement of the prophet, the scrupu –lous regard for pledges,
his intense devotion to his friends and followers, his intrepidity, his
fear-lessness, his absolute trust in God and his own mission. These and not the
sword carried everything before them and surmounted every obsctacle.”
“When
I closed the second volume (of the prophet Biography) I was sorry there was not
more for me to read of that great life.”
(Young
India, Quoted in the Light, Lahore, for 16th September 1942)
“Saya
ingin tahu sebaik-baiknya tentang perihidup seseorang yang hingga kini memegang
hati jutaan manusia .... saya lebih yakin dari sebelumnya, bahwa bukanlah
pedang yang membawa Islam kepada kejayaan pada masa-masa itu dalam skema
kehiupan. Kesederhanaan agama Islam yang tegas, penguasaan diri yang paling
kuat dari Nabi itu, keteguhan memenuhi janji, pelayanannya yang sungguh-sungguh
kepada sahabat dan pengikutnya,
keperwiraannya yang tidak mengenal takut, keyakinannya yang mutlak
kepada Tuhan dan kepada risalahnya sendiri. Hal inilah, dan bukannya pedang,
yang menaklukkan segala-galanya di hadapan kaum muslimin dalam mengatasi segala
rintangan.”
“Ketika
saya menutup jilid ke-2 buku biografi Nabi ini, saya betul-betul merasa
menyesal karena tidak ada lagi bagi saya yang dapat dibaca mengenai perihidup
yang agung itu.”
2.
R. C. V. Bodley
“Muhammad’s unique possition in religius
history is due to the fact that he inspired all he did without being saint
or an angel, without having any attributes which were not strictly human.
Outside his tremendous personality he had nothing in life to distinguish him
from other Moslems.”
(The
Messenger, London, 1946, hlm 338)
“Kedudukan
Muhammad yang unik di dalam sejarah keagamaan disebabkan oleh kenyataan
bahwa dia telah mengilhami segala apa yang dilakukannya tanpa mengaku sebagai
orang suci atau malaikat, dengan tiada memiliki suatu sifat pun selain sifat
insani semata-mata. Kecuali pribadinya yang cemerlang, tidak ada suatu dari
padanya yang membedakan dia dari kaum muslimin yang lain.”
3.
Jhon William
Drapper
“Four years after the death of Justinian, A.D.
569, was born at Mecca, in Arabia, the Man who of all men, has exercised the
greatest influence upon the human race.”
(A
History of the Intellectual Development of Europe, London, 1857, Vol. I, hlm 329)
“Empat
tahun setelah meninggalnya Justinianus, maka pada tahun 569 Masehi, lahirlah di
Makkah, tanah Arab, seorang laki-laki yang berbeda dengan laki-laki lainnya;
telah memberikan pengaruh yang terbesar terhadap umat manusia.”
4.
Stanly
Lane-Pole
“He was the most faithful protector of those
be protect red, the sweetest and most agreeable in conversation. Those who saw him were suddenly filled with
reverence; those who came near him loved him; they who described him would say,
I have never seen his like either before or after.”
“He
was of great taciturnity, but when he spoke it was with emphasis and
delibera-tion and no one could forget what he said.”
(The Speeches and Table-Talk of the Prophet Muhammad, London, 1882, Introduction, hlm. 27-29)
“Dia
itulah pelindung yang paling setia terhadap orang-orang yang dalam pelindungannya, yang paling manis
dan palin disenangi dalam percakapan. Orang-orang yang melihatnya tiba-tiba
dipenuhi rasa penghormatan, orang-orang
yang dekat kepadanya jatuh cinta; orang-orang yang berkata tentang dirinya akan
melukiskan: “Saya tidak pernah melihat orang seperti dia, baik sebelum maupun
sesudahnya.”
“Ia
orang yang sangt pendiam, namun apabila ia sedang berkata, ia berkata dengan
tekanan dan kesungguhan dan tak ada orang yang dapat melupakan apa yang
dikatakannya itu.”
5.
Lamartine
“Philosoper, orator, apostle, legislator,
warrior, conqueror of ideas, restorer of rational dogmas, of a cult without
images; the founder of twenty terrestrial empires and of one spiritual emire, that
is Muhammad. As regard all standards by which human greatness may be
measured, we may well ask, is there any man greater than he?”
(Histories de la Turquoises, Paris, 1854, Vol II, hlm
227)
“Filsuf,
orator, rasul, pembuat undang-undang, panglima, penaklik ide-ide, pembina,
dogma yang rasional, suatu agama tanpa berhala; pendiri dua puluh emperium
dunia dan satu emperium spiritual, itulah daia Muhammad. Berhubung
dengan semua standard yang dapat dipergunakan untuk mengukur kebesaran manusia,
kita boleh bertanya: adakah orang yang lebih besar dari pada dia?”
6.
Napoleon
Bonaparte
”I
praise God and have reve-rences for the
holy Prophet Muhammad and the holy Qur’an.”
(Muhammad and the Theacing of Islam, Lahore,
1945, hlm 96)
“Saya
memuja Tuhan dan menghormati Nabi Muhammad dan Qur’an suci”
7.
Thomas W.
Arnold
“Banyak penulis-penulis barat menggambarkan
seolah-olah Nabi Muhammad menunjukkan cara hidup baru sejak hijrah ke Madinah
atau sejak terjadinya perubahan lingkungan masyarakat di Madinah. Bahwa dia
tidak lagi sebagai juru dakwah, sebagai pemberi ingat, sebagai pesuruh Tuhan
kepada seluruh manusia yang menyampaikan wahyu dengan cara yang lemah lembut,
tetapi seolah-olah berubah menjadi seorang bengis yang menurutkan hawa nafsu
jahatnya dengan menggunakan segala cara untuk memaksa orang tunduk kepada pendapatnya.”
“Tuduhan
tersebut adalah keliru sama sekali. Tidaklah benar setelah di Madinah Nabi
Muhammad meninggalkan peranannya sebagai juru dakwah atau muballigh Islam. Juga
tidak benar bahwa setelah dia memegang komando angkatan perang yang kuat, dia lantas
berhenti mengundang orang-orang kafir masuk Islam.
(Thomas W. Arnold, sejarah dakwah Islam, terjemahan dari The
Preacing of Islam, Penerbit Wijaya Jakarta, 1981, hlm 30-31)
Demikianlah beberapa pendapat dan komentar para tokoh barat yang secara jujur dan apa adanya mengakui mengenai keagungan Nabi Muhammad Shollalahu Alaihi Wasallam. Tentu pandangan dan komentar mereka menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad Al- Musthafa adalah seorang Nabi dengan berbagai kelebihan. Dan Islam sebagai agama yang dibawanya, telah menjadi bukti akan kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shollalahu Alaihi Wasallam.
Disarikan dan dikutip
dari buku The World Idol Muhammad Rasulullah karya Samsul Munir Amin dan Haryanto
Al-Fandi cetakan pertama Februari 2008 terbitan Amzah, Bumi Aksara Jakarta
Terima kasih temen-temen sudah berkunjung ke El-Abad. Semoga artikel ini bermanfaat!
Posting Komentar untuk "Pandangan Orientalis Barat tentang Nabi Muhammad"